Sabtu, 01 April 2017

Peran Pemuda

NAMA       : Nabila Subiyanto
UNIVERSITAS: Universitas Gunadarma
DOSEN      : Ahmad Nasher S.I.Kom., M.M.



Muda adalah seseorang yang secara fisik mengalami perkembangan secara psikis dan mengalami perkembangan secara emosional. Sehingga pemuda ialah sumber daya manusia jangka panjang sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi saat ini. WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa seseorang yang dikatakan muda adalah bagi mereka yang berusia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut dengan "adolescenea" atau remaja.

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Definisi Pemuda adalah mereka yang berusia 18 hingga 35 Tahun.  Usia muda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Selain itu, pemuda juga selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat pada umumnya. Dalam makna positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu yang kreatif dan inovatif.

Di antara anasir penting dari bangsa ini, pemuda adalah unsur yang sangat signifikan, dalam rangka membangun kembali bangsa dengan penanaman nilai nasionalisme yang sejati. Pemuda dirasa sebagai generasi penerus yang akan menahkodai perjalanan panjang bangsa ini. Pemuda dengan nasionalisme sejatinya diharapkan akan mampu membawa bangsa ini kepada pelabuhan yang menjadikan bangsa ini besar dan kaya. Dan sejarah telah membuktikan bahwa pemuda adalah ikon perubahan bangsa. Pemudalah yang selama ini telah mewarnai laju sejarah dan dinamika perjuangan bangsa. Melalui pemuda bangsa ini mampu lahir, bangkit, berdiri dan berjalan menjadi bangsa yang berdaulat, dengan berbagai dinamikanya.



Sejarah telah menorehkan tintanya, bahwa dalam setiap momen penting perubahan bangsa ini senantiasa melibatkan kaum muda sebagai lokomotif penggeraknya. Peran pemuda dalam perubahan sosial bangsa bukannya sebuah isapan jempol. Jika perubahan penting bangsa ini dapat dikategorikan menjadi beberapa tahap, maka pada semua tahapan, peran pemuda selalu mengambil andil sebagai katalisator perubahan tersebut. Secara singkat tahapan sejarah perubahan bangsa dapat diuraikan sebagai berikut:
  1. Pertama, tahap kebangkitan. Fase ini dimulai dengan perubaan orientasi perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaan. Yakni perubahan dari perjuangan secara fisik bersenjata, menjadi pejuang melalui organisasi. Budi Oetomo (BO) dalam hal ini dikenal sebagai peletak dasar menjamurnya organisasi pergerakan nasional. Berdirinya BO dalam hal ini merupakan efek domino dari sebuah kebijakan kolonial yang dilontarkan oleh Van Deventer. Deventer menilai bahwa kebijakan Hindia Belanda selama ini sangatlah merugikan dan menyiksa penduduk pribumi. Sehingga, menurut Deventer harus ada sebuah kebijakan “balas budi” kepada penduduk pribumi. Salah satu item yang sangat menguntungkan adalah edukasi/pendidikan. Pada awalnya politik edukasi ini sedianya hanya untuk kepentingan kolonial. Kekurangan tenaga administrasi dalam birokrasi meniscayakan pemerintah Kolonial untuk mencari tenaga administrasi tambahan dari pribumi. Dari sinilah pribumi yang semula tidak dipebolehkan mengenyam pendidikan mendapat angin segar. Meskipun hanya sebatas kaum bangsawan dan priyayi, namun melalui kebijakan ini, peribumi sedikit banyak mulai tercerahkan. Semangat nasionalisme sebagai bangsa terjajah mulai muncul akibat singgungan terhadap dunia luar. Hingga puncaknya semangat ini terejawantahkan melelui sebuah organisasi Budi Oetomo.
  2. Kedua, tahap persatuan. Berdirinya BO memberi inisiatif bagi terbentuknya organisasi yang sejenis. Pasca 1908, organisasi perjuangan mulai menjamur menghiasi dinamika perjuangan bangsa. Organisasi-organisasi ini lebih bercorak primordial dan kedaerahan. Perasaan senasib sebagai bangsa terjajah melahirkan semangat persatuan, di mana perbedaan primordial berupa daerah, suku, agama kemudian tercover menjadi satu benang merah yang sama, yakni satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda (SP) 28 Oktober 1928 menjadi momentum membangunan semangat persatuan bangsa. Melalui SP, semua organisasi kepemudaan dan kedaerahan kemudian melebur  ke dalam bangsa yang satu yakni Indonesia. Sejak saat inilah semangat nasionalisme muncul sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang merdeka. Yang dalam hal ini, peran pemuda merupakan sentral gerakan yang tidak bisa ditawar lagi.
  3. Ketiga, tahap kemerdekaan. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II tidak dilewatkan begitu saja oleh para pejuang bangsa, khususnya para pemuda. Hampir dalam hitungan hari, momentum kemerdekaan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pemuda. Megapa para pemuda? Karena dalam situasi revolusi tersebut sempat terjadi perselisihan pendapat antara kaum tua dan kaum muda. Kaum tua dalam hal ini lebih cenderung hati-hati dalam menentukan proklamasi kemerdekaan. Di sisi lain, semangat para pemuda yang membara memaksakan diri untuk melaksanakan proklamasi secepatnya. Perseteruan tersebut akhirnya dimenangkan kaum muda, dengan tindakan penculikan terhadap Sukarno ke Rengas Dengklok. Pada waktu yang tepat, yakni 17 agustus 1945 dilaksanakan proklamsi kemerdekaan. Sejak saat itulah bangsa Indonesia secara de yure terbebas dari telikungan kolonialisme dan imperialisme.
  4. Keempat, tahap revolusi. Pergantian rezim, dari era yang diidentifikasi sebagai orde lama kepada orde baru merupakan bagian penting dari sejarah kita. Pada tahap ini, terjadi revolusi sistemik yang dilakukan oleh militer. Puncaknya adalah September 1965. Dengan isu Dewan Revolusi dan G 30/S, militer secara apik mampu melakukan pergantrian – untuk tidak menyebut penggulingan – kekuasaan. Konstelasi global yang saat itu terjadi, ikut memberikan andil penting dalam peristiwa ini. Situasi perang dingin, serta resesi ekonomi dunia membawa dampak yang serius bagi pemerintahan nasional. Fenomenea kenaikan harga bahan pokok yang mencapai 400% membawa para pemuda terdidik yang tegabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi mahasiswa Indonesia) untuk melakukan perlawanan jalanan. Sehingga pemuda dalam konteks situasi ini, menjadi garda terdepan atas segala tuntutan rakyat, baik pada level daerah maupun nasional.
  5. Kelima, tahap reformasi. Setelah berkuasa selama kurang lebih 32 tahun, rezim otoritarian orde baru pun akhirnya tumbang juga. Krisis ekonomi yang mengancam negara-negara berkembang membawa Indonesai ke dalam keterpurukan ekonomi yang dasyat. Hingga krisis ekonomi inipun menjalar pada krisis kepercayaan rakyat kepada pemirintah. Pada saat ini, gerakan pemuda dan mahasiswa menjadi fenomena gelombang besar yang tak terbendung lagi. Setelah dikungkung selama lebih dari tiga dasawarsa, kebebasan bersuara pun bedah juga. Korbannya adalah sang rezim oteriter Suharto. Tanggal 21 Mei 1998 menjadi moment yang tak terlupakan, pengunduran diri sang jenderal menjadi tonggak pergantian era, dari orde baru kepada orde reformasi.


Dari narasi historis di atas, dapat disimpulkan bahwasanya hampir dalam setiap moment penting dalam sejarah kebangsaan kita, senantisa melibatkan peran pemuda sebagai penggeraknya. Hal  ini berarti bahwa pemuda mempunyai peran sentral dalam konstelasi sejarah perubaan sosial di Indonesia. Terlepas dari wacana apakah peran pemuda tersebut ditunggangi atau tidak, di manfaatkan atau memanfaatkan, yang jelas secara empiris faktual, pemuda senantiasa telah memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. Hal ini sekaligus menjadi pembenar bahwa, jika di tarik garis sejarah secara linier, maka ke depan peran pemuda akan selalu dinanti dan menentukan dalam perubahan sosial bangsa ini.



“Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”, itulah perkataan founding father Presiden Pertama Indonesia yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan Negara.  Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara.  Generasi muda  harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and social control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.

Kesimpulan   :
Hal yang dapat disimpulkan dari penjelasan peran pemuda diatas adalah bahwa sebenarnya begitu besar harapan rakyat Indonesia terhadap pemuda demi kemajuan bangsa ini. Pemuda Indonesia yang terkenal akan jiwa pemberani yang kreatif untuk berinovasi serta memiliki daya juang yang tinggi semoga dapat terus mempertahakankan bahkan meningkatkan perjuangannya untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Bukan tidak mungkin pemuda dapat berkontribusi besar untuk memajukan Indonesia bersama para pendahulu-pendahulu yang tak kalah berperan besar dengan banyaknya pengalaman yang telah dimiliki. Saya sebagai pemuda Indonesia juga terus berusaha memperbaiki diri sendiri, serta mengajak teman teman pemuda semuanya agak bergerak menjadi sosok yang lebih baik, yang mampu berperan untuk Indonesia, di berbagai bidang keahlian masing-masing. Menjadi pribadi yang baik, berkontribusi dan berkarya sebaik-baiknya, serta menjauhi hal-hal buruk yang menghambat keberhasilan, dan semoga ikhtiar kami sebagai pemuda bangsa dapat membanggakan Indonesia, memberikan hasil yang baik di masa depan demi pembangunan negri kami, Indonesia. SEMANGAT PEMUDA!

Sumber       :

0 Comments:

Posting Komentar

 

Subiyanto, Nabila. Template by Ipietoon Cute Blog Design