NAMA :
Nabila Subiyanto
UNIVERSITAS: Universitas
Gunadarma
DOSEN : Ahmad
Nasher S.I.Kom., M.M.
Baladewa (Sumber :https://goo.gl/images/QOJ76b) |
Silsilah Keluarga Baladewa (Sumber :https://goo.gl/images/0J9LSC) |
Dalam pewayangan Jawa, Baladewa ialah anak Prabu Basudewa, raja Mandura dari Ibu yang bernama Dewi Mahendra. Baladewa sebenarnya adalah saudara kembar Kresna, putera Basudewa dan Dewaki. Namun ia dilahirkan oleh Rohini atas peristiwa pemindahan janin. Dikisahkan, Kamsa, kakak Dewaki takut akan ramalan yang mengatakan bahwa ia akan mati di tangan putera kedelapan Dewaki. Oleh karena itu, ia menjebloskan Dewaki dan suaminya ke penjara dan membunuh setiap putera yang dilahirkan Dewaki.
Saat Dewaki mengandung puteranya yang ketujuh, takdir berkata lain, bahwa anak yang
Baladewa dan Kresna (Sumber :https://goo.gl/images/BNLSZx) |
Baladewa beristeri Dewi Erawati anak Raja Salya dengan Dewi Setyawati atau Pujawati dari negara Mandaraka dan mempunyai dua anak laki-laki yaitu Wisata dan
Wimuna. Baladewa mewarisi tahta kerajaan dari sang ayah yang bernama Basudewa. Kepribadian Baladewa yang sakti namun jujur dan tanpa tedeng aling-aling mirip dengan Raden Bimasena panenggak Pandawa. Prabu Baladewa disegani kawan maupun lawan karena memegang prinsip menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. Sikapnya tegas, tidak segan-segan melabrak atau memarahi orang yang dianggapnya bertindak salah. Kesaktiannya nyaris tanpa tandingan, sehingga Prabu Kresna meminta beliau untuk bertapa agar tidak menyaksikan atau mengikuti jalannya Bharata Yudha. Karakter khas Baladewa adalah kejujuran dan sikapnya yang keras serta tidak bertele-tele. Dalam pewayangan, dilukiskan Baladewa adalah tokoh yang pemarah dan tegas namun sebenarnya hatinya lembut. Hal ini bertolak belakang dengan Kresna yang lembut dan pandai berdiplomasi. Hal ini tak jarang menimbulkan perselisihan dengan Kresna yang mengusahakan jalan terbaik. Baladewa adalah sosok yang tidak peduli tata krama, kalau dianggap hal tersebut benar akan dilakukan.
Arca Balarama dan Krisna (Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Krishna_Balarama12.jpg) |
Sejak kecil Baladewa dan ke dua adiknya diungsikan dan disembunyikan di kademangan Widarakandang karena mendapat ancaman akan dibunuh oleh Kangsadewa. Di kademangan Widarakandang Baladewa dan kedua adiknya diasuh oleh Demang Antyagopa dan nyai Sagopi. Di dalam pengungsian, Baladewa remaja yang bernama Kakrasana berguru kepada seorang resi jelmaan Batara Brama di pertapaan Argasonya. Setelah selesai berguru Baladewa diberi pusaka sakti yaitu senjata Nanggala yang berujud angkus, angkusa atau mata bajak, dan Alugora berwujud gada dengan kedua ujung yang runcing. Ia sangat mahir mempergunakan gada, sehingga Bima dan Duryodana berguru kepadanya. Selain itu Baladewa juga mendapat aji Jaladara yang dapat terbang dengan kecepatan tinggi. Maka kemudian ia mendapat sebutan nama Wasi Jaladara.
Pada saat perang Baratayuda berlangsung, Baladewa justru tidak terlibat sama sekali. Hal ini disebabkan karena rekayasa Prabu Kresna. Ia mengetahui skenario yang ditulis oleh para dewa dalam Kitab Jitabsara tentang Perang Baratayuda bahwa para dewa merencanakan Baladewa akan ditandingkan dengan Raden Anantareja dan kemudian
Baladewa akan mati. Ketika melihat catatan itu Prabu Kresna ingin menyelamatkan Prabu Baladewa dan Raden Anantareja agar tak ikut perang sebab kedua orang itu dianggap Prabu Kresna tak punya urusan dalam perang Baratayuda. Prabu Kresna menyamar menjadi kumbang lalu terbang dan menendang tinta yang dipakai dewa untuk menulis, tinta tumpah dan menutupi kertas yang ada tulisan Anantarejo kemudian kumbang jelmaan Prabu Kresna juga menyambar pena yang dipakai tuk menulis dan pena tersebut jatuh. Akhirnya dalam Kitab Jitabsara yaitu kitab skenario perang Baratayuda yang ditulis dewa tak ada tulisan Raden Anantareja dan Prabu Baladewa. Maka sebelum perang Baratayuda, Prabu Kresna membujuk Anantareja supaya bunuh diri dengan cara menjilat telapak kakinya sendiri. Akhirnya Raden Anantareja mati sebagai tawur/tumbal kemenangan Pandawa. Baladewa sengaja diselamatkan oleh Kresna dari kemungkinan buruk yang bakal menimpanya, yaitu dengan meminta Baladewa bertapa di Grojogan Sewu (Grojogan = Air Terjun, Sewu = Seribu). Kresna berjanji akan membangunkannya nanti ketika Baratayuda terjadi, padahal keesokan hari setelah ia bertapa di Grojogan Sewu terjadilah perang Baratayuda. Hal ini bertujuan agar Baladewa tidak mendengar suara gemuruh perang, karena tertutup oleh suara air terjun. Baru ketika perang Baratayuda sudah usai, Baladewa sadar bahwa ia ditipu oleh adiknya.
Perang Baratayudha (Sumber :https://goo.gl/images/IkhTJx) |
Banyak yang meyakini bahwa Baladewa ialah titisan daripada naga, sementara yang lainya meyakini bahwa ia adalah titisan Sanghyang Basuki, Dewa keselamatan. Ia berumur sangat panjang. Setelah selesai perang Bharatayudha, Baladewa menjadi pamong dan penasehat Prabu Parikesit, raja dari negara Hastinapura setelah mangkatnya Prabu Kalimataya atau Prabu Puntadewa. Baladewa bergelar Resi Balarama. Ia mati moksa menyusul Kresna adiknya setelah punahnya seluruh Wangsa Wresni.
Kesimpulan :
Kita mengenal Baladewa sebagai salah satu tokoh perwayangan di Indonesia. Baladera memiliki saudara kembar, namanya Kresna. Dewi Erawati adalah istri dari Baladewa. Setelah selesai berguru,Ia diberikan beberapa pusaka sakti. Baladewa memiliki umur yang panjang dan ia bergelar Resi Balarama.
Kesimpulan :
Kita mengenal Baladewa sebagai salah satu tokoh perwayangan di Indonesia. Baladera memiliki saudara kembar, namanya Kresna. Dewi Erawati adalah istri dari Baladewa. Setelah selesai berguru,Ia diberikan beberapa pusaka sakti. Baladewa memiliki umur yang panjang dan ia bergelar Resi Balarama.
0 Comments:
Posting Komentar