UNIVERSITAS: Universitas Gunadarma
DOSEN : Ahmad Nasher S.I.Kom., M.M.
Bonsai bagiku adalah sebuah tanaman yang unik dan selalu
memperlihatkan pesonanya. Entah sejak kapan aku “jatuh cinta” pada tanaman ini.
Mungkin karena sedari kecil aku senang memperhatikan ibuku yang senang dengan
berbagai jenis tanaman. Ibuku akan tampak berbinar saat melihat tanamannya
tumbuh dan berkembang dan dengan senang hati setiap pagi melihat satu persatu
tanaman tersebut layaknya seorang anak. Dengan telaten dia merawat, dari akar
hingga bunganya agar tumbuh dengan sehat.
Aku sendiri mulai menyukai bonsai sejak lulus SMA, saat itu ada
beberapa teman yang sehati dan sejiwa menyukai tanaman bonsai ini. Sayangnya
beberapa tahun terakhir ini karena kesibukan kuliah, bonsai-bonsai ku mulai
tumbuh liar dan tak terurus. Setiap hari Minggu pagi, aku menyempatkan diri
untuk merawat bonsai. Peralatan tempur disiapkan, mulai dari gunting, kawat dan
perlengkapan lainnya.
Dalam mempercantik bonsai terkadang kita harus memotong ranting
atau batang yang kita anggap sudah tidak harmonis lagi dengan bentuk yang kita
inginkan. Sungguh ini merupakan pengambilan keputusan yang tidak mudah, karena
terkadang kita menganggap ranting ini dapat mempercantik tanaman bonsai kita
dimasa yang akan datang namun seiring dengan berjalannya waktu ternyata ranting
ini tumbuh dengan liarnya dan tanpa kita sadari dia justru membuat tanaman kita
tidak harmonis lagi dengan bentuk yang kita harapkan. Ternyata untuk membuat si
kerdil ini menjadi cantik perlu kesabaran dalam merawatnya dan perlu
diperlakukan dengan teknik-teknik tertentu (detraining). Sepintas perlakuan
seperti ini terlihat sebagai bentuk penyiksaan terhadap tanaman. Terkadang kita
harus memotong batang dan rantingnya, melilit batangnya dengan kawat guna
membentuknya, terkadang kita harus memahatnya, Namun setelah proses ini
terbentuk, sejalan dengan berjalannya waktu, bonsai ini akan memancarkan
kecantikannya. Karena Bonsai merupakan perwujudan sebuah pohon yang utuh,
seimbang, indah, dan nampak natural, sebagaimana naturalnya sebatang pohon yang
tumbuh liar di alam. Bonsai adalah simbul mengalirnya denyut nadi kehidupan
yang penuh dengan ide, kreasi, karya, dan inovasi. Kaya dengan keindahan,
estetika, dan keteraturan.
Seperti aku membangun kehidupanku bonsai juga dibangun atas
dasar keseimbangan dan harmoni yang memang sudah tersedia di alam raya.
Keseimbangan dan harmoni inilah yang membuat sebuah pohon yang dibonsai dapat
mempertontonkan keindahannya.
Bonsai dibentuk oleh kreativitas dan dinikmati oleh getaran seni
yang tersalur dari pandangan mata.
Konsep pemahaman tentang arti seni Bonsai diatas pada prinsipnya
mencerminkan sebuah hubungan yang indah antara Sang Khalik dengan hasil
ciptaannya membuat seni Bonsai eksis sampai saat ini dan telah berlangsung
sepanjang ratusan tahun. Itulah sebabnya, sebuah Master piece Bonsai
dibuat dalam waktu yang cukup panjang dengan penanganan tingkat - ketelitian
yang tinggi. Mengingat proses pembentukan yang sangat lama, maka bagi para
pencinta Bonsai dapat mengisi kebutuhannya dalam membentuk dan menikmati Bonsai
dengan cara lain yang intinya mengaplikasikan kaidah-kaidah pembentukan Bonsai
pada tanaman lain yang bukan pohon untuk mendapatkan bentuk Bonsai yang
diharapkan seperti gaya Tegak lurus (Formal upright), Tegak (Informal upright),
Miring (Slanting), Setengah menggantung (Semi cascade), Menggantung (cascade),
Tertiup angin (Wind swept) dan lain sebagainya.
Bonsai sangatlah unik dan menarik, jadi untuk para readers yang
berminat untuk memelihara dan merawat bonsai, mungkin informasi di bawah ini
dapat sangat bermanfaat.
Pembentukan Bonsai
Salah satu syarat bonsai yang baik adalah berbentuk indah dan
alami. Indah artinya bonsai tersebut dapat memperlihatkan keharmonisan
keseluruhan bagian tanaman dan keserasian dengan potnya. Alami artinya
bentuk bonsai tersebut tidak menyimpang dari bentuk pohon aslinya di alam
bebas. Secara umum bonsai berbentuk segi tiga asimetris.
Ada lima gaya dasar bonsai :
1. Tegak
lurus (chokkan)
2. Tegak
berliku (tachiki)
3. Miring
(shakan)
4. Setengah
menggantung (han kengai)
5. Menggantung
(kengai)
Selain lima gaya dasar,
masih ada gaya lain yang merupakan perkembangan dari kelima gaya dasar tersebut
antara lain :
1. Sapu
terbalik (hokizukuri)
2. Tertiup
angin (pukinagashi)
3. Terpelintir
(nejikan)
4. Tumbuh
di batu (ishizuki)
5. Mencengkram
batu
6. Menonjolkan
akar (neagari)
7. Cabang
merunduk (shidarezukuri)
8. Bebas
(bunjin)
9. Tumbuh
dari batang (ikadabuki)
10. Akar
terjalin (netsunagari)
Untuk menjadikan bonsai
berbentuk indah dan alami perlu dilakukan pembentukan bonsai (training) yang
meliputi :
- Pengaturan cabang, ranting dan anak ranting.
- Pengawatan.
- Perundukan dengan ikatan tali.
- Pemangkasan batang, cabang, ranting, daun atau tunas daun.
- Koreksi bonsai
Sumber :
http://rumahpitate.blogspot.co.id/2011/06/jatuh-cinta-dengan-bonsai.html
- Pengaturan cabang, ranting dan anak ranting.
- Pengawatan.
- Perundukan dengan ikatan tali.
- Pemangkasan batang, cabang, ranting, daun atau tunas daun.
- Koreksi bonsai
Sumber :
http://rumahpitate.blogspot.co.id/2011/06/jatuh-cinta-dengan-bonsai.html
0 Comments:
Posting Komentar