Kamis, 02 November 2017

Manusia yang Baik itu?


            Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dengan bentuk yang sebaik-baiknya.  Sedangkan baik dapat saya definisikan sebagai sesuatu yang bernilai yang positif. Positif sendiri jika di gambarkan dalam salah satu sumbu dari diagram kartesius (sumbu x) diposisikan sebagai nilai-nilai yang dibatasi oleh angka nol dari kenegatifan. Oleh karena diantara positif dan negatif ada sesuatu hal yang membatasi yaitu titik nol, maka begitu pula pemahaman saya tentang kebaikan, bahwa ada sesuatu pemisah atau pembatas yang membedakan manusia baik dan buruk, sehingga baik buruknya manusia adalah sesuatu yang jelas, bukan kesamar-samaran.
            Menurut saya hal dasar agar manusia dapat dikatakan sebagai manusia yang baik adalah bahwa setidaknya manusia itu bisa membedakan dengan jelas mana sesuatu yang baik dan buruk, sehingga tidak serta merta berada dalam kebingungan dalam memandang dan mendefinisikan sesuatu hal. Setelah manusia dapat membedakan mana yang baik dan buruk, tentu bukan hal yang sulit untuk selanjutnya memilih apakah dia mau memilih yang baik atau yang buruk.
            Setelah memahami hal-hal apa saja yang tergolong baik, maka manusia dapat memutuskan hal baik dalam bentuk apa yang akan dia pilih, hal baik apa saja yang dapat dia lakukan sesuai dengan kemampuannya, hal baik apa saja yang akan ia lakukan dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, hal baik apa yang sebenarnya dia pandang baik tetapi masih diluar kapasitas kemampuannya sehingga harus diusahakan lebih keras, dan kepada siapa hal-hal baik tersebut akan ditujukan, serta dengan cara apa melakukannya.

            Jika hal-hal baik dikategorikan berdasarkan jenis-jenisnya, maka saya pribadi mempercayai bahwa akan tercipta jutaan persepsi tentang apa-apa saja yang tergolong menjadi hal-hal baik, dan persepsi tersebut pasti memiliki dasar-dasar yang sama kuatnya bagi tiap tiap orang. Bisa saja sebagian orang berpendapat bahwa manusia yang baik adalah manusia yang memiliki akhlak yang baik, beragama secara baik, mempercayai Tuhannya dengan penuh secara baik, taat dan lurus jalannya semata-mata untuk Tuhannya serta berpegang teguh terhadap koridor-koridor agama yang di yakininya. Mungkin disisi lain ada yang berpendapat bahwa manusia yang baik tidak terpaku dalam hal agama saja, tetapi bisa saja manusia yang baik didefinisikan sebagai sosok yang memiliki prinsip untuk memberikan manfaat-manfaat baik terhadap sesama disepanjang hidupnya, mencintai sesamanya sehingga jauh darikata menyakiti orang lain. Bisa jadi pula sebagian yang lainnya berpendapat bahwa manusia yang baik adalah yang tidak melakukan keburukan sehingga yang tercipta di kehidupannya adalah amalan-amalan baik entah baik untuk orang lain atau bahkan hanya untuk dirinya sendiri. Beragamnya definisi manusia baik bagi tiap-tiap orang membuat saya meyakini bahwa tidak ada pendapat-pendapat yang harus dibatasi berkenaan dengan baiknya seorang manusia. Jadi apa yang saya yakini tentang manusia yang baik adalah manusia yang memilih untuk melakukan apa saja hal-hal yang dia pahami sebagai hal yang baik, terbebas dari segala koridor tentang persepsi orang lain tentang hal baik, selama dia dapat memastikan bahwa dirinya telah mengetahui dengan jelas mana yang baik dan buruk. Singkatnya, manusia yang baik adalah manusia yang melakukan apa-apa yang dia yakini sebagai hal baik.

0 Comments:

Posting Komentar

 

Subiyanto, Nabila. Template by Ipietoon Cute Blog Design