Sabtu, 28 Maret 2020

Dasar-dasar Kewirausahaan


Ketika kita untuk pertama kali membaca setiap literatur kewirausahaan, hampir dapat dipastikan bahwa keingintahuan yang pertama kali muncul dalam benak kita, “seperti apa sebenarnya orang yang disebut wirausaha itu? Apa yang membedakan mereka dari pengusaha lainnya? Serta apa yang membuat mereka begitu spesial? Pertanyaan seperti ini sudah barang tentu membutuhkan pembahasan panjang yang berkaitan langsung dengan konsep dasar kewirausahaan. Dalam kegiatan belajar pertama ini penulis ingin mempertegas terlebih dahulu bahwa penggunaan istilah wirausaha yang akan digunakan dalam kegiatan belajar dan modul-modul berikutnya berpijak pada konsep wiraswasta yang sudah berkembang di masyarakat secara umum dan kalangan dunia usaha pada khususnya. Penggunaan istilah kewirausahaan itu sendiri tampaknya lebih mengacu pada penyeragaman istilah yang dipakai pada saat ini oleh lembaga-lembaga, seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) serta Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Jadi, hanya perbedaan istilah saja, tetapi keduanya tetap memiliki pengertian dan kandungan materi yang sama.
Jika kita menengok literatur asing, makna yang terkandung pada konsepkonsep wirausaha tersebut adalah sepadan maknanya dengan kata entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang mengandung makna to undertake yang berarti mengerjakan atau berusaha atau melakukan suatu pekerjaan. Ronstadt dalam (Kuratko dan Hodgetts 1989 p.6) menjelaskan bahwa the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume the risks of the business, yang berarti bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang berupaya untuk mengatur, mengelola, serta bersedia menanggung risiko dari suatu usaha. Seiring dengan perkembangan yang terjadi dan semakin beranekaragamnya upaya yang dilakukan oleh para wirausahawan tersebut. Business Town 2000 dalam tulisannya tentang Profile of Entrepreneur menjelaskan bahwa pada saat sekarang seorang wirausaha adalah seorang inovator yang jeli dalam mengenali dan menangkap setiap peluang dan kesempatan mengubah kesempatan dan peluang tersebut menjadi sesuatu yang workable dan marketable. Dengan kreativitas dan kemampuan yang dimilikinya, ia mampu memberikan nilai tambah kepada sesuatu tersebut melalui waktu, karya, dan skill-nya.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. 
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :
1.       Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad Sanusi,1994)
2.       Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ( Drucker,1959)
3.      Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996)
4.      Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5.      Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6.      Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen.

A.     Karakteristik Kewirausahaan
1.        Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada hasrat utuk mencapai yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya. Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya.
2.      Selalu Perpektif
Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan  adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
3.      Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada.
4.      Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996, baru menyadari hal ini ketika ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik mocrosoft yang juga manusia biasa.
5.      Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengahsetengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik.
6.      Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha dalam pikrannya, dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada di sekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan kepada knsumen.
7.       Berani Mengambil Resiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitugan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu wirasaha selalu berani engambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 ).
8.      Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.
9.      Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil. Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluangpeluang, mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia , teknologi, dan modal ) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.
10.   Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh.

B.     Karakteristik Wirausaha
Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut.
1.        Action oriented.
Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
2.      Berpikir simpel.
Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.
3.      Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.
Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dengan cara-cara baru.
4.      Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. 
Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang, atau memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu,  tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dsn menanggung resiko, maka seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya beres, dan apa ya g dipikirkan dapat dikerjakan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selslu berhubungan dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).
5.      Hanya mengambil peluang yang terbaik.
Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu" merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.
6.      Fokus pada eksekusi.
Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keraguan. "Manusia dengan entrepreneur mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan yang dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati" (McGraith dan Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan.
7.       Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. 
Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran setiap orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada melakukan impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestraktor atu dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumeninstrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi. 

C.      Nilai Wirausaha
Menurut Suryana (2001:15) ada beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaaan yaitu
1.       Percaya diri, kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan berkarya.
2.       Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif.
3.      Keberanian mengambil resiko, tergantung pada daya tarik setiap alternatif, persediaan untuk rugi dan kemungkinan relative untuk sukses atau gagal. Kemampuan utnuk mengambil resiko ditentukan oleh keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan, dan kemampuan untuk menilai resiko.
4.      Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat sifat kepeloporan keteladanan, tampil berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, dan mampu berfikir divergen dan konvergen.
5.      Keorisinilan : kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda, sedangkan keinovasian adalah kemampuan untuk bertindak yang baru dan berbeda.

D.     Motif Menjadi Wirausaha
Ada beberapa alasan seseorang berwirausaha menurut Wirasasmita (1994) yakni :
1.       Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebaagai jaminan stabilitas keuangan.
2.       Alasan social yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi panutan, agar dapat bertemu dengan orang banyak.
3.      Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat, membantu anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan keluarga
4.      Alasan memenuhi diri, untuk menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai sesuatu yang di inginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.

E.      Proses Kewirausahaan
Menurut Srie Sulastri (2008) ,pengembangan kewirausahaan di awali dari proses sebagai berikut :
1.        Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman
2.      Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis
3.      Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan
4.      Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong factor organisasi,yaitu adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan budaya organisasi yang baik dan adanya produk yang menjadi unggulan.

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari :
1.        Tahap Memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa.
2.      Tahap melaksanakan usaha
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM, Kepemilikan, Organisasi, Kepemimpinan yang meliputi bagaimana pengambilan resiko dan mengambil keputusan pemasaran dan melakukan evaluasi.
3.      Mempertahankan usaha
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4.      Mengembangkan usaha 
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi salah satu pilihan yang mungkin di ambil.

F.      Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha
Menurut Hendro ( 2011 : 47-50 ) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil adalah
1.       Faktor Peluang
2.       Faktor SDM
3.      Faktor Keuangan
4.      Faktor Organisasional
5.      Faktor Perencanaan
6.      Faktor Pengelolaan usaha
7.      Faktor Pemasaran dan Penjualan
8.      Faktor Administrasi
9.      Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal
10.   Catatan Bisnis

G.     Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya :
1.        Tidak kompeten dalam manajerial
Tidak kompeten atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil
2.      Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola SDM, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3.      Kurang dapat mengendalikan keuangan 
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik factor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
4.      Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5.      Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan factor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6.      Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif.
7.       Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,kemungkinan gagal menjadi besar.
8.      Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

0 Comments:

Posting Komentar

 

Subiyanto, Nabila. Template by Ipietoon Cute Blog Design