Ketika kita untuk pertama kali membaca setiap
literatur kewirausahaan, hampir dapat dipastikan bahwa keingintahuan yang
pertama kali muncul dalam benak kita, “seperti apa sebenarnya orang yang
disebut wirausaha itu? Apa yang membedakan mereka dari pengusaha lainnya? Serta
apa yang membuat mereka begitu spesial? Pertanyaan seperti ini sudah barang
tentu membutuhkan pembahasan panjang yang berkaitan langsung dengan konsep
dasar kewirausahaan. Dalam kegiatan belajar pertama ini penulis ingin
mempertegas terlebih dahulu bahwa penggunaan istilah wirausaha yang akan
digunakan dalam kegiatan belajar dan modul-modul berikutnya berpijak pada
konsep wiraswasta yang sudah berkembang di masyarakat secara umum dan kalangan
dunia usaha pada khususnya. Penggunaan istilah kewirausahaan itu sendiri
tampaknya lebih mengacu pada penyeragaman istilah yang dipakai pada saat ini
oleh lembaga-lembaga, seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Departemen
Tenaga Kerja (Depnaker) serta Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan. Jadi, hanya perbedaan istilah saja, tetapi keduanya tetap
memiliki pengertian dan kandungan materi yang sama.
Jika kita menengok literatur asing, makna yang
terkandung pada konsepkonsep wirausaha tersebut adalah sepadan maknanya dengan
kata entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Istilah entrepreneur itu sendiri
berasal dari bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang mengandung makna to
undertake yang berarti mengerjakan atau berusaha atau melakukan suatu pekerjaan.
Ronstadt dalam (Kuratko dan Hodgetts 1989 p.6) menjelaskan bahwa the
entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume the risks of
the business, yang berarti bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang
berupaya untuk mengatur, mengelola, serta bersedia menanggung risiko dari suatu
usaha. Seiring dengan perkembangan yang terjadi dan semakin beranekaragamnya
upaya yang dilakukan oleh para wirausahawan tersebut. Business Town 2000 dalam
tulisannya tentang Profile of Entrepreneur menjelaskan bahwa pada saat sekarang
seorang wirausaha adalah seorang inovator yang jeli dalam mengenali dan
menangkap setiap peluang dan kesempatan mengubah kesempatan dan peluang
tersebut menjadi sesuatu yang workable dan marketable. Dengan kreativitas dan
kemampuan yang dimilikinya, ia mampu memberikan nilai tambah kepada sesuatu
tersebut melalui waktu, karya, dan skill-nya.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa
yang selalu aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A.
Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999),
kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari
yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam
hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :
1.
Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad
Sanusi,1994)
2.
Kewirausahaan
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (
Drucker,1959)
3.
Kewirausahaan
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996)
4.
Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan
usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5.
Kewirausahaan
adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang
berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6.
Kewirausahaan
adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah
ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen.
A. Karakteristik
Kewirausahaan
1.
Motif Berprestasi Tinggi
Para
ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya
motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam
Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan
pada hasrat utuk mencapai yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yang dikemukakan
oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan
kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya. Kebutuhan berprestasi
wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih
baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya.
2. Selalu
Perpektif
Seorang
wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan dengan lebih optimis.
Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang
dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia
akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23). Kuncinya
pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang
sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang
perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan
masa depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas
dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari
suatu peluang.
3. Memiliki
Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan
untuk berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan
adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama
dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 :
24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada.
4.
Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah.
Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah
menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun
pada dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang digital entrepreneur
yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996, baru menyadari hal ini ketika
ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu computer pribadi
(Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan
harga penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik
mocrosoft yang juga manusia biasa.
5.
Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos
Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam
usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha
yang akan digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang
sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam
mengembangkan usahanya, ia tidak setengahsetengah dalam berusaha, berani
menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-peluang
yang ada di pasar. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang
digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam
usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk komit
terhadap usaha dan pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab
yang baik.
6.
Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir
kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi
tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif dalam
mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha dalam
pikrannya, dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu
menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada
di sekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan kepada knsumen.
7.
Berani Mengambil Resiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan
istilah entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya
tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitugan yang matang. Ia berani
mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab
itu wirasaha selalu berani engambil resiko yang moderat, artinya resiko yang
diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko yang
didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari
peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan
obyektif, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003
: 14-15 ).
8.
Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif
terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan
produktif untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan
yang positif tersebut.
9.
Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin
yang berhasil. Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari
peluangpeluang, mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia , teknologi, dan
modal ) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, menentukan tujuan, baik
untuk mereka sendiri maupun untuk orang lain, dan memimpin serta membimbing
orang lain untuk mencapai tujuan.
10.
Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki
seorang wirausaha adalah kemampuan untuk managerial usaha yang sedang
digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha,
mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya manusia, mengontrol
usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuannya
itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang
wirausaha, tanpa itu semua maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi
kegagalan usaha yang diperoleh.
B. Karakteristik
Wirausaha
Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh
karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Action oriented.
Seorang
entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti
(uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, resiko
bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan
tindakan dan kelihaian.
2. Berpikir
simpel.
Sekalipun
dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar
menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia
teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat
persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara
bertahap.
3. Mereka
selalu mencari peluang-peluang baru.
Apakah
itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama.
Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk
jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam
usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru,
seperti model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur
biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk
baru, melainkan juga dengan cara-cara baru.
4. Mengejar
peluang dengan disiplin tinggi.
Seorang
wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang, atau
memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang
bukan hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha
melakukan investasi dsn menanggung resiko, maka seorang wirausaha harus
memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas
atau penunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya beres, dan apa ya g
dipikirkan dapat dikerjakan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena
peluang selslu berhubungan dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu
waktu, belum tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu
hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi
biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya
(value chain).
5. Hanya mengambil
peluang yang terbaik.
Cara
penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung
didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan
perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa
suka" terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu"
merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan
oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.
6. Fokus pada
eksekusi.
Wirausaha
bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis,
melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada
eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keraguan.
"Manusia dengan entrepreneur mindset mengeksekusi, yaitu melakukan
tindakan dan merealisasikan yang dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru
sampai mati" (McGraith dan Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga adaptif
terhadap situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau
kesulitan di lapangan.
7. Memfokuskan
energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.
Seorang
wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran setiap
orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan
daripada melakukan impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestraktor atu dirigen
musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan
instrumeninstrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang
disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.
C. Nilai
Wirausaha
Menurut Suryana (2001:15) ada beberapa nilai hakiki
penting dari kewirausahaaan yaitu
1.
Percaya diri,
kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas,
keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan berkarya.
2.
Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan
hasil adalah seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik dan berinisiatif.
3.
Keberanian mengambil resiko, tergantung pada daya tarik setiap alternatif,
persediaan untuk rugi dan kemungkinan relative untuk sukses atau gagal.
Kemampuan utnuk mengambil resiko ditentukan oleh keyakinan diri, kesediaan
untuk menggunakan kemampuan, dan kemampuan untuk menilai resiko.
4.
Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat sifat
kepeloporan keteladanan, tampil
berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, dan mampu berfikir divergen dan
konvergen.
5.
Keorisinilan
: kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang
baru dan berbeda, sedangkan keinovasian adalah kemampuan untuk bertindak yang
baru dan berbeda.
D. Motif
Menjadi Wirausaha
Ada beberapa alasan seseorang berwirausaha menurut
Wirasasmita (1994) yakni :
1.
Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari
pendapatan tambahan, sebaagai jaminan stabilitas keuangan.
2.
Alasan social yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi
panutan, agar dapat bertemu dengan orang banyak.
3.
Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat, membantu anak yatim,
membahagiakan orang tua, demi masa depan keluarga
4.
Alasan memenuhi diri, untuk menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai
sesuatu yang di inginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain,
agar lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.
E. Proses
Kewirausahaan
Menurut Srie Sulastri (2008) ,pengembangan
kewirausahaan di awali dari proses sebagai berikut :
1.
Proses Inovasi
Faktor
yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat
penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman
2. Proses
Pemicu
Faktor
yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya ketidakpuasan
terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan kerja,keberanian
menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis
3. Proses
Pelaksanaan
Faktor
yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan mental wirausaha
secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan adanya visi jauh
kedepan untuk mencapai keberhasilan
4. Proses Pertumbuhan
Proses
pertumbuhan didorong factor organisasi,yaitu adanya tim yang kompak dalam
menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan budaya
organisasi yang baik dan adanya produk yang menjadi unggulan.
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri
dari :
1.
Tahap Memulai
Tahap
ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala
seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat peluang usaha baru yang
mungkin,apakah membuka usaha baru atau melakukan franchising. Juga memilih
usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian,industri atau manufaktur,
maupun produksi atau jasa.
2. Tahap
melaksanakan usaha
Tahap
ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM, Kepemilikan, Organisasi,
Kepemimpinan yang meliputi bagaimana pengambilan resiko dan mengambil keputusan
pemasaran dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan
usaha
Tahap
ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk ditindak
lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan
usaha
Tahap
dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami perkembangan
atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi salah satu pilihan yang
mungkin di ambil.
F. Faktor
Penyebab Keberhasilan Wirausaha
Menurut Hendro ( 2011 : 47-50 ) ada beberapa faktor
yang menyebabkan wirausaha berhasil adalah
1.
Faktor Peluang
2.
Faktor SDM
3.
Faktor Keuangan
4.
Faktor
Organisasional
5.
Faktor
Perencanaan
6.
Faktor
Pengelolaan usaha
7.
Faktor Pemasaran
dan Penjualan
8.
Faktor Administrasi
9.
Faktor Peraturan
Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal
10.
Catatan Bisnis
G. Faktor
Penyebab Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44-45) ada
beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya :
1.
Tidak kompeten dalam manajerial
Tidak
kompeten atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan
factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil
2. Kurang
berpengalaman baik dalam kemampuan
Mengkoordinasikan,
ketrampilan mengelola SDM, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
3. Kurang
dapat mengendalikan keuangan
Agar
perusahaan dapat berhasil dengan baik factor yang paling utama dalam keuangan
adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat.
4. Gagal dalam
perencanaan
Perencanaan
merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka
akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang
kurang memadai
Lokasi
usaha yang strategis merupakan factor yang menentukan keberhasilan usaha.
Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6. Kurangnya
pengawasan peralatan
Pengawasan
erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan efektif.
7. Sikap yang
kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap
yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,kemungkinan gagal menjadi
besar.
8. Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha
yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan perubahan,tidak akan menjadi
wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh
apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
0 Comments:
Posting Komentar