Perusahaan global
mengetahui bahwa dasar keberadaan sebuah organisasi adalah barang atau jasa
yang disajikan kepada masyarakat. Produk yang baik merupakan kunci
keberhasilan. Strategi yang kurang baik dapat menghancurkan perusahaan. Untuk
memaksimalkan potensi keberhasilan, perusahaan unggulan memfokuskan diri hanya
pada beberapa produk dan berkonsentrasi pada produk-produk tersebut. Walaupun
demikian, karena hampir semua produk mempunyai siklus hidup yang tebatas dan
bahkan dapat diprediksi, perusahaan harus secara terus-menerus menemukan produk
baru untuk didesain, dikembangkan, dan dipasarkan. Manajer operasi yang baik
menuntut adanya komunikasi yang kuat antara pelanggan, produk, proses, dan
pemasok yang menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk produk mereka.
Sebuah strategi produk
yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan investasi pangsa pasar, dan
siklus hidup produk, dan menggambarkan luasnya suatu lini produk. Tujuan dari
suatu keputusan produk adalah untuk
mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi produk yang dapat memenuhi
permintaan pasar dengan keunggulan bersaing.
Pemilihan Produk dan Jasa
Pemilihan produk adalah
proses pemilihan produk barang atau jasa untuk dapat disajikan pada pelanggan
atau klien. Sebagai contoh, asuransi melakukan spesialisasi yaitu, ada asuransi
yang berada pada bidang khusus mobil atau asuransi dengan jenis umum seperti Prudential. Organisasi melakukan
pembedaan melalui produk yang dihasilkan oleh mereka. Keputusan produk
merupakan asas bagi strategi organisasi dan memilki dampak yang luas pada
seluruh fungsi operasi.
a.
Siklus
Hidup dan Strategi
Seorang manajer operasi harus siap
untuk mengembangkan produk baru, mereka juga harus siap untuk mengembangkan
strategi untuk produk baru dan produk yang sudah ada. Pengujian berkala produk
sangat diperlukan karena strategi berubah sejalan dengan perubahn poduk
melintasi siklus hidupnya.
Fase
Perkenalan,
karena
produk pada fase ini masih sedang ‘disesuaikan’ dengan pasar. Biasanya pada
kondisi ini sering dilakukan (1) penelitian (2) pengembangan produk, (3)
modifikasi dan perbaikan proses, dan (4) pengembangan pemasok.
Fase
Pertumbuhan, design mulai stabil dan diperlukan
peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan kapasitas yang sudah ada
untuk menampung peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan.
Fase
Kematangan, pada saat produk dewasa, pesaing mulai
bermunculan. Produksi dalam jumlah besar serta inovasi sangat dibutuhkan pada
fase ini.
Fase
Penurunan, produk yang hampir mati biasanya produk
yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial.
b.
Analisis
Produk Berdasarkan Nilai
Manajer operasi yang efektif memilih
produk yang terlihat paling menjanjikan. Ini merupakan prinsip Pareto (yakni, fokus pada permasalahan yang sedikit tetapi
penting dan bukan pada permasalahan yang banyak tetapi sepele) yang diterapkan
pada bauran produk: sumber daya diinvestasikan pada permasalahan yang sedikit
tetapi penting. Analisis produk berdasarkan nilai mengurutkan produk secara
menurun berdasarkan kontribusi nilai uang individu masing-masing produk bagi
perusahaan. Kontribusi rendah per unit dari suatu produk tertentu mungkin
terlihat sama sekali berbeda jika mewakili sebagian besar penjualan perusahaan.
Menghasilkan Produk Baru
Ketika produk mati,
karena produk yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan, karena perusahaan
menghasilkan hampir semua pendapatan dan keuntungannya dari produk baru, maka
pemilihan produk, definisi, dan desain dilakukan secara terus-menerus.
Mengetahui bagaimana menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses
merupakan suatu keharusan.
a. Peluang Produk
Baru
Satu teknik untuk menghasilkan
produk baru adalah brainstorming. Brainstorming adalah sebuah teknik
dimana kelompok orang yang berbeda saling berbagi ide pada topik tertentu tanpa
mengkritik. Tujuan brainstorming
adalah untuk membangkitkan diskusi terbuka yang menghasilkan ide kreatif
mengenai produk yang mungkin dan perbaikan produk. Umumnya brainstorming bermanfaat bila secara langsung memusatkan pada
keadaan ini:
1) Memahami
pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam pengembangan produk baru.
2) Perubahan
ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka panjang tetapi
siklus ekonomis dan harga berubah pada jangka pendek.
3) Perubahan
secara sosiologis dan demografis mungkin muncul pada beberapa faktor seperti
berkurangnya ukuran keluarga.
4) Perubahan
teknologi yang membuat segalanya mungkin, mulai dari laptop, telepon genggam
hingga jantung buatan.
5) Perubahan
politik/ pertauran menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru, tarif dan
juga persyaratan kontrak dengan pemerintah.
6) Perubahan
lainnya dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar professional, pemasok dan
distributor.
Manajer operasi harus
memahami faktor-faktor ini dan dapat mengantisipasi perubahan dalam peluang
produk, produk itu sendiri, volume produk dan bauran produk.
Pentingnya Produk Baru
Pentingnya
produk baru tidak dapat ditaksirkan terlalu tinggi sebagaimana pada gambar,
perusahaan yang memimpin pasar mendapatkan sebagian besar penjualannya dari
produk yang berumur kurang dari 5 tahun. Sebagaimana dapat disaksikan, seleksi,
definisi, dan desain produk sangat sering dilakukan mungkin hingga ratusan kali
untuk setiap produk yang berhasil. Manajer operasi dan organisasinya harus
dapat menerima resiko dan kegagalan. Mereka harus dapat menampung banyak produk
baru sambil mempertahankan aktivitas yang sudah mereka jalankan. Persentase Penjualan dari Produk
yang Diperkenalkan dalam 5 Tahun Terakhir.
Pengembangan Produk
Baru
·
Sistem
Pengembangan Produk
Sebuah strategi
produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan arus kas, dinamika
pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi. Sebuah perusahaan harus
mempunyai dana untuk mengembangkan produk, memahami perubahan yang terus
menerus terjadi di pasar, mempunyai potensi yang diperlukan, dan juga sumber
daya.
Proses
penyaringan diperluas pada fungsi operasi. Pengembangan produk yang optimal
bergantung pada dukungan bagian lain dalam perusahaan, dan juga gabugan
kesepuluh keputusan MO yang berhasil, mulai dari desain produk hingga
pemeliharaan. Mengenali produk yang terlihat akan meraih pangsa pasar, berbiaya
efektif, dan menguntungkan, tetapi pada kenyataannya sulit untuk diproduksi,
dapat menyebabkan kegagalan dan bukan keberhasilan.
·
Quality
Function Deployment (QFD)
Quality
Function Deployment (QFD) berkaitan dengan (1) menetapkan
apa yang akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan
pada desain yang ditargetkan. Quality
Function Deployment (QFD) adalah suatu proses menetapkan keinginan
pelanggan (apa yang “diinginkan” pelanggan) dan menerjemahkannya menjadi
atribut (‘bagaimana“) agar tiap area fungsional dapat memahami dan
melaksanakannya. Kegunaan lain dari QFD
adalah untuk menunjukan bagaimana usaha yang berkualitas akan disebarkan.
·
Membuat
Organisasi untuk Pengembangan Produk
Tim pengembangan
produk bertanggung jawab untuk mengubah permintaan pasar menjadi sebuah produk
yang dapat mencapai keberhasilan produk. Tim ini terdiri dari perwakilan dari
pemasaran, produksi, pembelian dan penjaminan kualitas, dan karyawan pelayanan
lapangan. Pengguanaan tim seperti ini disebut sebagai rekayasa menyeluruh (concurrent engineering) dan menunjukan
sebuah tim yang mewakili semua bidang yang terpengaruh (dikenal sebagai tim lintas
fungsi).
Satu alat QFD adalah rumah kualitas (house of quality). Rumah kualitas
merupakan bagian dari proses quality
function deployment yang menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk
menghubungkan “keinginan” pelanggan dengan “bagaimana” perusahaan melakukan
sesuatu untuk memenuhi “keinginan” tersebut.
1. Kenali
keinginan pelanggan.
2. Kenali
bagaimana produk akan memuaskan
keinginan pelanggan.
3. Hubungkan
keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk
memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
4. Kenali
hubungan antar sejumlah bagaimana
pada perusahaan.
5. Buat
tingkat kepentingan.
6. Evaluasi
produk pesaing
·
Kemampuan
untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai
Kemampuan
untuk diproduksi dan rekayasa nilai memperhatikan perbaikan desain dan
spesifikasi pada tahapan pengembangan produk mulai dari penelitian, pengembangan,
desain dan produksi. Keuntungan lain selain pengurangan biaya yang nyata yaitu
:
1. Mengurangi
kompleksitas produk.
2. Standarisasi
tambahan komponen.
3. Perbaikan
aspek fungsional produk.
4. Memperbaiki
desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan.
5. Memperbaiki
kemudahan pemeliharaan produk.
6. Desain
yang tangguh.
Kemampuan untuk diproduksi dan aktivitas rekayasa
nilai mungkin merupakan teknik terbaik yang ada untuk menghindari biaya pada manajemen
operasi. Hal itu dapat menghasilkan peningkatan nilai dengan memusatkan
perhatian untuk mencapai spesifikasi fungsional yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan cara yang optimum. Desain produk mempengaruhi semua
aspek pengeluaran operasional.
Permasalahan Desain Produk
·
Desain
yang tangguh
Berarti produk di desain sedemikian
rupa sehingga sedikit variasi pada produksi atau perakitan tidak berdampak
banyak pada produk.
·
Desain
Modular
Produk yang di desain dalam
komponen yang terbagi-bagi dikenal dengan desain modular (modular design). Desain modular menawarkan fleksibilitas pada
produksi dan pemasaran.
·
Computer-Aided
Design (CAD)
Perancangan dengan bantuan
komputer adalah penggunaan komputer
untuk merancang produk secara interaktif dan menyiapkan dokumentasi teknis.
·
Computer-Aided
Manufacturing (CAM)
Produksi dengan bantuan komputer merujuk
pada penggunaan program komputer khusus untuk memandu dan mengendalikan
peralatan produksi.
Keuntungan dari CAD dan CAM :
1. Kualitas
produk. CAD menjadikan perancang dapat meneliti lebih banyak alternatif,
kemungkinan masalah, dan bahaya yang mungkin terjadi.
2. Waktu
desain yang lebih pendek. Fase desain yang lebih pendek menyebabkan biaya
menjadi lebih murah, dan menyebabkan respons cepat pada pasar.
3. Pengurangan
biaya produksi. Pengurangan persediaan , penggunaan persediaan, pengguanaan
karyawan yang lebih efisien dengan penjadwalan yang lebih baik, serta penerapan
perubahaan desain yang lebih cepat, kesemuanya dapat mengurangi biaya.
4. Ketersediaan
data. Konsolidasi data produk yang akurat, sehingga semua orang beroperasi
dengan informasi yang sama, dapat menghasilkan pengurangan biaya yang sangat
besar.
5. Kemampuan
baru dalam teknologi.
·
Analisis
Nilai
Walaupun rekayasa nilai memusatkan
perhatian pada perbaikan desain sebelum produk diproduksi, analisis nilai, yang
juga merupakan teknik yang berkaitan, berada selama proses produksi di saat
sudah jelas bahwa produk baru tersebut akan sukses. Analisis nilai (value analysis) berusaha memperbaiki
cara untuk menghasilkan produk yang lebih baik atau lebih ekonomis. Teknik dan
keuntungan analisis nilai sama dengan
yang terdapat pada rekayasa nilai, walaupun perubahan kecil pada penerapannya
mungkin diperlukan karena analisis nilai terjadi saat produk sedang diproduksi.
·
Desain
yang Ramah Lingkungan
Satu aktivitas penting manajer
operasi yang peka terhadap lingkungan adalah meningkatkan produktivitas. Planet
bumi memang terbatas, karenanya manajer yang meminimalkan penggunaan sumber
daya adalah ‘pahlawan’. Manajer operasi yang baik dapat menurunkn biaya selagi
membatasi sumber daya tersebut.
Persaingan Berdasarkan waktu
Pada saat siklus hidup
produk menurun, kebutuhan pegembangan produk yang lebih cepat menjadi
meningkat. Ditambah lagi di saat produk yang menggunakan teknologi yang lebih
canggih bertambah banyak, pengeluaran dan resiko yang ada juga meningkat.
Manajer operasi yang menguasai seni pengembangan produk secara bertahap akan
memenangkan persaingan dari para pengembang produk yang lebih lambat. Inilah
yang disebut dengan Persaingan
Berdasarkan Waktu.
a.
Joint
Ventures
Join
ventures adalah kepemilikan bersama, biasanya di antara
hanya dua perusahaan untuk membentuk satu kesatuan yang baru. Kepemilikan bisa
jadi masing-masing lima puluh persen
atau satu pemilik mendapatkan porsi yang lebih besar untuk memastikan
pengendalian yang lebih besar. Join
ventures sering kali sesuai untuk memanfaatkan peluang produk khusus yang
mungkin tidak menjadi pusat perhatian dari misi suatu perusahaan. Join ventures semacam ini akan lebih
dapat bekerja apabila resiko diketahui dan dapat dibagi secara seimbang.
b.
Aliansi
Aliansi adalah perjanjian kerja
sama yang menjadikan perusahaan tetap bebas, tetapi menggunakan kekuatan
tambahan untuk mencapai strategi yang sesuai dengan misi individu mereka. Di
saat produk baru menjadi misi utama, tetapi sejumlah sumber daya dibutuhkan dan
terdapat resiko yang dapat diukur, maka aliansi mungkin menjadi sebuah strategi
yang bagus untuk pengembangan produk. Aliansi biasanya menguntungkan saat
produk yang akan dikembangkan juga mempunyai teknologi yang ada dalam tahap
pemrosesan. Sebagai tambahan, jika batasan di antara perushaan sulit untuk
dijelaskan, aliansi mungkin menjadi strategi yang terbaik.
Menetapkan Produk
Di saat barang dan jasa
baru dipilih untuk diperkenalkan, pertama barang dan jasa harus ditetapkan dari
segi fungsinya yaitu, apa yang dapat
dilakukan produk atau jasa tersebut. Prosuk kemudian didesain dan perusahaan
menentukan bagaimana fungsi dapat dicapai. Manajemen biasanya mempunyai beragan
pilihan bagaimana sebuah produk dapat mecapai tujuan fungsionalnya.
Spesifikasi yang teliti
diperlukan untuk memastikan produksi yang efisien karena peralatan, tata letak
dan SDM tidak dapat ditentukan hingga produk ditetapkan, didesain dan
didokumentasikan. Karenanya setiap organisasi memerlukan dokumen untuk menetapkan
produksinya. Hampir semua barang yang
diproduksi, dan juga komponennya ditetapkan dalam sebuah gambar teknik yang
biasa disebut BOM ( Bill Of Material),
yang mendata komponen, penjelasan mereka dan kuantitas yang dibutuhkan masing –
masing untuk membuat sebuah unit produk.
Pada jasa industri
makanan, bill of material diwujudkan
dalam pengendalain porsi. Pada sebuah
produk yang lebih kompleks, sebuah bill
of material ditunjukkan pada bill of
material lain yang merupakan bagiannya. Dalam hal ini subunit
(subperakitan) merupakan bagian dari unit selanjutnya yang lebih tinggi ( induk
bill of material) yang pada akhirnya
membuat produk jadi.
a.
Keputusan
Membuat atau Membeli
Perusahaan memiliki pilihan untuk
memproduksi komponen mereka sendiri, atau membeli dari perusahaan lain.
Pemilihan ini dikenal sebagai keputusan membuat atau membeli (meke-or-buy). Keputusan membuat atau
membeli ( make-or-buy decision )
membedakan antara apa ynag perusahaan inginkan untuk diproduksi dan apa yang
dibeli.
b.
Teknologi
Kelompok
Teknologi kelompok (group technology) mensyaratkan agar
komponen-komponen diidentifikasi dengan sebuah skema kode yang menyatakan tipe
proses dan parameter proses. Berikut ini beberapa keuntungan teknologi kelompok :
1. Perbaikan
desain.
2. Mengurangi
bahan baku dan pembelian.
3. Menyederhanakan
proses perencanaan dan pengendalian produksi.
4. Memperbaiki
tata letak, rute, dan pembebanan mesin.
5. Mengurangi
waktu penyetelan , bahan setengah jadi dan waktu produksi.
Dokumen Untuk Produksi
Saat sebuah produk
dipilih dan didesain, produksinya dibantu oleh dokumen yang bermacam-macam.
Beberapa dokumen yang dikaji secara sekilas antara lain:
1. Gambar
perakitan : memperlihatkan gambar produk yang terlepas atas
Komponennya.
2. Diagram
perakitan : menunjukan bentuk skematis bagaimana sebuah produk dirakit
3. Lembar
rute : Mendata operasi yang dibutuhkan.
4. Perintah
kerja : instruksi untuk membuat sejunlah produk tertentu.
5. Engineering change notices ( ECN )
: Mengubah suatu aspek definisi produk atau dokumentasi.
Penerapan Pohon Keputusan pada Desain Produk
Pohon keputusan dapat
digunakan untuk membuat keputusan produk baru, juga untuk beragam permasalahan
manajemen lainnya. Pohon keputusan sangat bermanfaat terutama saat terdapat
serentetan keputusan dan hasil yang juga beragam yang mengakibatkan keputuan selanjutnya yang diikuti hasil yang
lain. Untuk membentuk sebuah pohon keputusan, digunakan prosedur berikut :
1. Pastikan
bahwa semua alternatif yang mungkin sudah
dimasukan ke dalam pohon. Termasuk alternatif untuk “tidak melakukan apa-apa”.
2. Pengembalian
hasil (payoff) dimasukan pada akhir
setiap cabang yang bersesuaian. Ini merupakan tempat untuk menghitung
pengembalian hasil dengan mencapai cabang ini.
3. Tujuannya
adalah untuk menetapkan nilai yang diharapkan dari setiap tindakan yang ada.
Hal ini dicapai dengan memulainya pada akhir pohon ( sebelah kanan ) dan
bekerja menuju awal pohon (sebelah kiri), menghitung nilai pada setiap langkah
dan “memotong” alternatif yang tidak sebaik aternaif lainnya dari titik yang
sama.
Transisi Menuju Produksi
Akhirnya suatu produk
baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih, dideain, dan ditetapkan. Produk
telah berkembang dari sebuah ide menjadi definisi yang fungsional, dan kemudian
mungkn menjadi sebuah desain. Sekarang, manajemen harus memutuskan untuk
mengembangkan lebih lanjut dan memproduksi atau menghentikan ide produk. Satu
dari seni manajemen modern adalah menegetahui kapan memindahkan sebuah produk
dari tahap pengembangan ke tahap produksi
(transition to production). Saat
keputusan dibuat, biasanya membutuhkan satu proses produksi untuk memastikan
desain benar – benar dapat diproduksi. Percobaan ini juga memberikan staf
produksi kemungkinan untuk mengembangkan peralatan yang sesuai, prosedur
pengedalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa produk
dapat dimulai dengan sukses.
Beberapa perusahaan
menggunakan manajer proyek (1) atau menggunakan tim pengembangan produk (2) untuk memastikan transisi dari
pengembangan ke produk berjalan dengan sukses. Kedua pendekatan ini
memungkinkan rentang yang luas perlunya sumber daya dan potensi yang sukses
untuk memastikan produk yang memuaskan dari sebuah produk yang masih dalam
kondisi berfluktuasi. Pendekatan ketiga adalah perpaduan pengembangan produk dan organisasi manufaktur. Tugas
manajer operasi adalah membuat perpindahan dari litbang ke produksi tanpa
gejolak sehalus mungkin.
Tips Peluncuran Produk Baru
Peluncuran produk baru
merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi para profesional: Public Relations. Alasan utama untuk ini
adalah bahwa pekerjaan ini mempunyai tantangan yang menarik. Selain itu, peluncuran
produk baru bisa diaplikasikan berbagai ilmu public relations mulai dari mendesain kegiatan, membuat siaran
pers, menentukan undangan, riset produk, sampai pada acara jumpa pers itu
sendiri. Akan halnya kesalahan dalam peluncuran produk baru. Terdapat lima
kesalahan klasik seperti berikut :
1. Jangan
merencanakan peluncuran sebelum adanya kepastian bahwa produknya siap
diluncurkan.
2. Buat
acara peluncuran agar tidak kaku dan bisa menggunakan jasa Event Promotion untuk mengelolanya.
3. Jangan
mendidik karyawan tentang produk dan kampanye peluncuran sebelum beritanya
beredar dipasaran.
4. Memakai
media yang sama yang pernah digunakan.
5. Lewati
rencana krisis.
Perancangan Produk
Desainer produk dilengkapi
dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk dari konsepsi ke
pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek desain, dan
subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri
desain. Estetika dianggap penting dalam Desain Produk tapi desainer juga
menangani aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan, stres
bahan analisis dan rekayasa.
Seperti sebagian besar
bidang desain ide untuk desain produk muncul dari suatu kebutuhan dan
memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan terkadang dapat
disebabkan oleh faktor-faktor yang lebih kompleks seperti asosiasi dan
Telesis. Juga digunakan untuk menggambarkan produk yang kompeten secara
teknis perancang atau desainer industri adalah istilah Industrial Design Engineer. The
Cyclone vacuum cleaner penemu James Dyson misalnya dapat dianggap dalam
kategori ini. Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki perasaan yang
kuat terutama untuk mengembangkan produk-produk baru daripada yang
lain. Dalam dunia modern ini termasuk teknologi terutama
perusahaan-perusahaan seperti iRobot, Google atau Nokia. Banyak desainer
produk aset strategis kepada perusahaan-perusahaan yang perlu untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif dalam inovasi.
1. Perancangan
dan Pengembangan Produk
Kesuksesan ekonomi
sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan
merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung
jawab yang melibatkan banyak fungsi dalam suatu perusahaan
2. Pengembangan
Produk
Pengembangan produk
merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan
peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang
membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun
tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan
produk adalah
·
Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah
menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya
adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen
pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara
khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan
target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
·
Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan
penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk
agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian
perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan
lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface).
·
Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama
bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system produksi pada
proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan
distribusi.
Proses pengembangan produk dalam
suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :
1. Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan
sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan
proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1 : Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan
konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk
dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk
pengembangan dan percobaan lebih jauh.
3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan
tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi
subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. Fase 3 : Perancangan Detail
Fase perancangan detail
mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari
seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar
yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan
perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam macam versi
produksi awal produk.
6. Fase 5 : Produksi Awal
Pada fase produksi
awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya.
Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya.
Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi
tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan
mulai disediakan untuk didistribusikan
3. Pengembangan
Konsep
Inti dari perencanaan
desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa
konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe
yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan
keuntungan/kerugiannya. Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang
akan ditingkatkan dengan kondisi konsep adalah :
1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik
suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain :
prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat
digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan
pelanggan dari produk tersebut
Proses pengembangan konsep mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Identifikasi
kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini
adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikannya secara
efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan
pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara
hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.
Tujuan metode identifikasi kebutuhan
pelanggan adalah :
a. Meyakinkan
bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan
kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent
needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi
basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin
tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan
pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim pengembang.
2. Penetapan
spesifikasi target
Spesifikasi merupakan
terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari
langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target
spesifikasi terdiri dari 3 langkah :
a. Menyiapkan
daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan dari tingkat
kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan
informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat kepuasan
dari pelanggan produk pesaing..
c. Menetapkan
nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
3. Penyusunan
konsep
Konsep produk adalah
sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk
produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsep konsep
produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan
gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4
langkah :
a. Pemaparan
masalah dengan diagram fungsi
b. Pencarian
eksternal
c. Pencarian
internal
d. Penggalian
secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
4. Pemilihan
konsep
Pemilihan konsep
merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara berturutturut,
kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :
a. Penyaringan
konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah
mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.
b. Penilaian
konsep
Pada tahap ini, tim memberikan
bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada
hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria.
5. Pengujian
konsep
Satu atau lebih konsep
diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah terpenuhi, memperkirakan
potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus
diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.
6. Penentuan
spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang
telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan
diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik
yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri,
batasan-batasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta
pilihan antara biaya dan kinerja.
7. Perencanaan
proyek
Pada kegiatan akhir
pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan secara rinci,
menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi
sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.
8. Analisis
ekonomi
Analisis ekonomi
digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh dan
memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya
pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap
pengembangan.
9. Analisa
produk-produk pesaing
Pemahaman mengenai
produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil
dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses
produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal
sampai akhir.
10. Pemodelan
dan pembuatan prototipe
Setiap tahapan dalam
proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal
ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim
pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan
kepada konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model
lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.
0 Comments:
Posting Komentar