Sabtu, 11 April 2020

Aspek Desain Produk

Perusahaan global mengetahui bahwa dasar keberadaan sebuah organisasi adalah barang atau jasa yang disajikan kepada masyarakat. Produk yang baik merupakan kunci keberhasilan. Strategi yang kurang baik dapat menghancurkan perusahaan. Untuk memaksimalkan potensi keberhasilan, perusahaan unggulan memfokuskan diri hanya pada beberapa produk dan berkonsentrasi pada produk-produk tersebut. Walaupun demikian, karena hampir semua produk mempunyai siklus hidup yang tebatas dan bahkan dapat diprediksi, perusahaan harus secara terus-menerus menemukan produk baru untuk didesain, dikembangkan, dan dipasarkan. Manajer operasi yang baik menuntut adanya komunikasi yang kuat antara pelanggan, produk, proses, dan pemasok yang menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk  produk mereka.
Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan investasi pangsa pasar, dan siklus hidup produk, dan menggambarkan luasnya suatu lini produk. Tujuan dari suatu keputusan produk  adalah untuk mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi produk yang dapat memenuhi permintaan pasar dengan keunggulan bersaing.

Pemilihan Produk dan Jasa
Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk barang atau jasa untuk dapat disajikan pada pelanggan atau klien. Sebagai contoh, asuransi melakukan spesialisasi yaitu, ada asuransi yang berada pada bidang khusus mobil atau asuransi dengan jenis umum seperti Prudential. Organisasi melakukan pembedaan melalui produk yang dihasilkan oleh mereka. Keputusan produk merupakan asas bagi strategi organisasi dan memilki dampak yang luas pada seluruh fungsi operasi.
a.   Siklus Hidup dan Strategi
Seorang manajer operasi harus siap untuk mengembangkan produk baru, mereka juga harus siap untuk mengembangkan strategi untuk produk baru dan produk yang sudah ada. Pengujian berkala produk sangat diperlukan karena strategi berubah sejalan dengan perubahn poduk melintasi siklus hidupnya.

Fase Perkenalan, karena produk pada fase ini masih sedang ‘disesuaikan’ dengan pasar. Biasanya pada kondisi ini sering dilakukan (1) penelitian (2) pengembangan produk, (3) modifikasi dan perbaikan proses, dan (4) pengembangan pemasok.
Fase Pertumbuhan, design mulai stabil dan diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan kapasitas yang sudah ada untuk menampung peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan.
Fase Kematangan, pada saat produk dewasa, pesaing mulai bermunculan. Produksi dalam jumlah besar serta inovasi sangat dibutuhkan pada fase ini.
Fase Penurunan, produk yang hampir mati biasanya produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial.
b.   Analisis Produk Berdasarkan Nilai
Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan. Ini merupakan prinsip Pareto (yakni, fokus pada permasalahan yang sedikit tetapi penting dan bukan pada permasalahan yang banyak tetapi sepele) yang diterapkan pada bauran produk: sumber daya diinvestasikan pada permasalahan yang sedikit tetapi penting. Analisis produk berdasarkan nilai mengurutkan produk secara menurun berdasarkan kontribusi nilai uang individu masing-masing produk bagi perusahaan. Kontribusi rendah per unit dari suatu produk tertentu mungkin terlihat sama sekali berbeda jika mewakili sebagian besar penjualan perusahaan.

Menghasilkan Produk Baru
Ketika produk mati, karena produk yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan, karena perusahaan menghasilkan hampir semua pendapatan dan keuntungannya dari produk baru, maka pemilihan produk, definisi, dan desain dilakukan secara terus-menerus. Mengetahui bagaimana menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses merupakan suatu keharusan.
a.    Peluang Produk Baru
Satu teknik untuk menghasilkan produk baru adalah brainstorming. Brainstorming adalah sebuah teknik dimana kelompok orang yang berbeda saling berbagi ide pada topik tertentu tanpa mengkritik. Tujuan brainstorming adalah untuk membangkitkan diskusi terbuka yang menghasilkan ide kreatif mengenai produk yang mungkin dan perbaikan produk. Umumnya brainstorming bermanfaat bila secara langsung memusatkan pada keadaan ini:
1)    Memahami pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam pengembangan produk baru.
2)    Perubahan ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka panjang tetapi siklus ekonomis dan harga berubah pada jangka pendek.
3)    Perubahan secara sosiologis dan demografis mungkin muncul pada beberapa faktor seperti berkurangnya ukuran keluarga.
4)    Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin, mulai dari laptop, telepon genggam hingga jantung buatan.
5)    Perubahan politik/ pertauran menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru, tarif dan juga persyaratan kontrak dengan pemerintah.
6)    Perubahan lainnya dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar professional, pemasok dan distributor.
Manajer operasi harus memahami faktor-faktor ini dan dapat mengantisipasi perubahan dalam peluang produk, produk itu sendiri, volume produk dan bauran produk.

Pentingnya Produk Baru
Pentingnya produk baru tidak dapat ditaksirkan terlalu tinggi sebagaimana pada gambar, perusahaan yang memimpin pasar mendapatkan sebagian besar penjualannya dari produk yang berumur kurang dari 5 tahun. Sebagaimana dapat disaksikan, seleksi, definisi, dan desain produk sangat sering dilakukan mungkin hingga ratusan kali untuk setiap produk yang berhasil. Manajer operasi dan organisasinya harus dapat menerima resiko dan kegagalan. Mereka harus dapat menampung banyak produk baru sambil mempertahankan aktivitas yang sudah mereka jalankan. Persentase Penjualan dari Produk yang Diperkenalkan dalam 5 Tahun Terakhir.

Pengembangan Produk Baru
·         Sistem Pengembangan Produk
Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan arus kas, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi. Sebuah perusahaan harus mempunyai dana untuk mengembangkan produk, memahami perubahan yang terus menerus terjadi di pasar, mempunyai potensi yang diperlukan, dan juga sumber daya.
Proses penyaringan diperluas pada fungsi operasi. Pengembangan produk yang optimal bergantung pada dukungan bagian lain dalam perusahaan, dan juga gabugan kesepuluh keputusan MO yang berhasil, mulai dari desain produk hingga pemeliharaan. Mengenali produk yang terlihat akan meraih pangsa pasar, berbiaya efektif, dan menguntungkan, tetapi pada kenyataannya sulit untuk diproduksi, dapat menyebabkan kegagalan dan bukan keberhasilan.
·         Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD) berkaitan dengan (1) menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan pada desain yang ditargetkan. Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu proses menetapkan keinginan pelanggan (apa yang “diinginkan” pelanggan) dan menerjemahkannya menjadi atribut (‘bagaimana“) agar tiap area fungsional dapat memahami dan melaksanakannya. Kegunaan lain dari QFD adalah untuk menunjukan bagaimana usaha yang berkualitas akan disebarkan.
·         Membuat Organisasi untuk Pengembangan Produk
Tim pengembangan produk bertanggung jawab untuk mengubah permintaan pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai keberhasilan produk. Tim ini terdiri dari perwakilan dari pemasaran, produksi, pembelian dan penjaminan kualitas, dan karyawan pelayanan lapangan. Pengguanaan tim seperti ini disebut sebagai rekayasa menyeluruh (concurrent engineering) dan menunjukan sebuah tim yang mewakili semua bidang yang terpengaruh (dikenal sebagai tim lintas fungsi).
Satu alat QFD adalah rumah kualitas (house of quality). Rumah kualitas merupakan bagian dari proses quality function deployment yang menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk menghubungkan “keinginan” pelanggan dengan “bagaimana” perusahaan melakukan sesuatu untuk memenuhi “keinginan” tersebut.
1.  Kenali keinginan pelanggan.
2.  Kenali bagaimana produk akan memuaskan keinginan pelanggan.
3.  Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
4.  Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan.
5.  Buat tingkat kepentingan.
6.  Evaluasi produk pesaing
·         Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai
Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai memperhatikan perbaikan desain dan spesifikasi pada tahapan pengembangan produk mulai dari penelitian, pengembangan, desain dan produksi. Keuntungan lain selain pengurangan biaya yang nyata yaitu :
1.  Mengurangi kompleksitas produk.
2.  Standarisasi tambahan komponen.
3.  Perbaikan aspek fungsional produk.
4.  Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan.
5.  Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk.
6.  Desain yang tangguh.
Kemampuan untuk diproduksi dan aktivitas rekayasa nilai mungkin merupakan teknik terbaik yang ada untuk menghindari biaya pada manajemen operasi. Hal itu dapat menghasilkan peningkatan nilai dengan memusatkan perhatian untuk mencapai spesifikasi fungsional yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang optimum. Desain produk mempengaruhi semua aspek pengeluaran operasional.

Permasalahan Desain Produk
·         Desain yang tangguh
Berarti produk di desain sedemikian rupa sehingga sedikit variasi pada produksi atau perakitan tidak berdampak banyak pada produk.
·         Desain Modular
Produk yang di desain dalam komponen yang terbagi-bagi dikenal dengan desain modular (modular design). Desain modular menawarkan fleksibilitas pada produksi dan pemasaran.
·         Computer-Aided Design (CAD)
Perancangan dengan bantuan komputer  adalah penggunaan komputer untuk merancang produk secara interaktif dan menyiapkan dokumentasi teknis.
·         Computer-Aided Manufacturing (CAM)
Produksi dengan bantuan komputer merujuk pada penggunaan program komputer khusus untuk memandu dan mengendalikan peralatan produksi.
Keuntungan dari CAD dan CAM :
1.  Kualitas produk. CAD menjadikan perancang dapat meneliti lebih banyak alternatif, kemungkinan masalah, dan bahaya yang mungkin terjadi.
2.  Waktu desain yang lebih pendek. Fase desain yang lebih pendek menyebabkan biaya menjadi lebih murah, dan menyebabkan respons cepat pada pasar.
3.  Pengurangan biaya produksi. Pengurangan persediaan , penggunaan persediaan, pengguanaan karyawan yang lebih efisien dengan penjadwalan yang lebih baik, serta penerapan perubahaan desain yang lebih cepat, kesemuanya dapat mengurangi biaya.
4.  Ketersediaan data. Konsolidasi data produk yang akurat, sehingga semua orang beroperasi dengan informasi yang sama, dapat menghasilkan pengurangan biaya yang sangat besar.
5.  Kemampuan baru dalam teknologi.
·         Analisis Nilai
Walaupun rekayasa nilai memusatkan perhatian pada perbaikan desain sebelum produk diproduksi, analisis nilai, yang juga merupakan teknik yang berkaitan, berada selama proses produksi di saat sudah jelas bahwa produk baru tersebut akan sukses. Analisis nilai (value analysis) berusaha memperbaiki cara untuk menghasilkan produk yang lebih baik atau lebih ekonomis. Teknik dan keuntungan analisis  nilai sama dengan yang terdapat pada rekayasa nilai, walaupun perubahan kecil pada penerapannya mungkin diperlukan karena analisis nilai terjadi saat produk sedang diproduksi.
·         Desain yang Ramah Lingkungan
Satu aktivitas penting manajer operasi yang peka terhadap lingkungan adalah meningkatkan produktivitas. Planet bumi memang terbatas, karenanya manajer yang meminimalkan penggunaan sumber daya adalah ‘pahlawan’. Manajer operasi yang baik dapat menurunkn biaya selagi membatasi sumber daya tersebut.

Persaingan Berdasarkan waktu
Pada saat siklus hidup produk menurun, kebutuhan pegembangan produk yang lebih cepat menjadi meningkat. Ditambah lagi di saat produk yang menggunakan teknologi yang lebih canggih bertambah banyak, pengeluaran dan resiko yang ada juga meningkat. Manajer operasi yang menguasai seni pengembangan produk secara bertahap akan memenangkan persaingan dari para pengembang produk yang lebih lambat. Inilah yang disebut dengan Persaingan Berdasarkan Waktu.
a.   Joint Ventures
Join ventures adalah kepemilikan bersama, biasanya di antara hanya dua perusahaan untuk membentuk satu kesatuan yang baru. Kepemilikan bisa jadi masing-masing lima  puluh persen atau satu pemilik mendapatkan porsi yang lebih besar untuk memastikan pengendalian yang lebih besar. Join ventures sering kali sesuai untuk memanfaatkan peluang produk khusus yang mungkin tidak menjadi pusat perhatian dari misi suatu perusahaan. Join ventures semacam ini akan lebih dapat bekerja apabila resiko diketahui dan dapat dibagi secara seimbang.
b.   Aliansi
Aliansi adalah perjanjian kerja sama yang menjadikan perusahaan tetap bebas, tetapi menggunakan kekuatan tambahan untuk mencapai strategi yang sesuai dengan misi individu mereka. Di saat produk baru menjadi misi utama, tetapi sejumlah sumber daya dibutuhkan dan terdapat resiko yang dapat diukur, maka aliansi mungkin menjadi sebuah strategi yang bagus untuk pengembangan produk. Aliansi biasanya menguntungkan saat produk yang akan dikembangkan juga mempunyai teknologi yang ada dalam tahap pemrosesan. Sebagai tambahan, jika batasan di antara perushaan sulit untuk dijelaskan, aliansi mungkin menjadi strategi yang terbaik.

Menetapkan Produk
Di saat barang dan jasa baru dipilih untuk diperkenalkan, pertama barang dan jasa harus ditetapkan dari segi fungsinya yaitu, apa yang dapat dilakukan produk atau jasa tersebut. Prosuk kemudian didesain dan perusahaan menentukan bagaimana fungsi dapat dicapai. Manajemen biasanya mempunyai beragan pilihan bagaimana sebuah produk dapat mecapai tujuan fungsionalnya.
Spesifikasi yang teliti diperlukan untuk memastikan produksi yang efisien karena peralatan, tata letak dan SDM tidak dapat ditentukan hingga produk ditetapkan, didesain dan didokumentasikan. Karenanya setiap organisasi memerlukan dokumen untuk menetapkan produksinya. Hampir semua barang yang diproduksi, dan juga komponennya ditetapkan dalam sebuah gambar teknik yang biasa disebut BOM ( Bill Of Material), yang mendata komponen, penjelasan mereka dan kuantitas yang dibutuhkan masing – masing untuk membuat sebuah unit produk.
Pada jasa industri makanan, bill of material diwujudkan dalam pengendalain porsi. Pada sebuah produk yang lebih kompleks, sebuah bill of material ditunjukkan pada bill of material lain yang merupakan bagiannya. Dalam hal ini subunit (subperakitan) merupakan bagian dari unit selanjutnya yang lebih tinggi ( induk bill of material) yang pada akhirnya membuat produk jadi.  
a.   Keputusan Membuat atau Membeli
Perusahaan memiliki pilihan untuk memproduksi komponen mereka sendiri, atau membeli dari perusahaan lain. Pemilihan ini dikenal sebagai keputusan membuat atau membeli (meke-or-buy). Keputusan membuat atau membeli ( make-or-buy decision ) membedakan antara apa ynag perusahaan inginkan untuk diproduksi dan apa yang dibeli.
b.   Teknologi Kelompok
Teknologi kelompok (group technology) mensyaratkan agar komponen-komponen diidentifikasi dengan sebuah skema kode yang menyatakan tipe proses dan parameter proses. Berikut ini beberapa keuntungan teknologi kelompok :
1.  Perbaikan desain.
2.  Mengurangi bahan baku dan pembelian.
3.  Menyederhanakan proses perencanaan dan pengendalian produksi.
4.  Memperbaiki tata letak, rute, dan pembebanan mesin.
5.  Mengurangi waktu penyetelan , bahan setengah jadi dan waktu produksi.

Dokumen Untuk Produksi
Saat sebuah produk dipilih dan didesain, produksinya dibantu oleh dokumen yang bermacam-macam. Beberapa dokumen yang dikaji secara sekilas antara lain:
1.  Gambar perakitan : memperlihatkan gambar produk yang terlepas atas
Komponennya.
2.  Diagram perakitan : menunjukan bentuk skematis bagaimana sebuah produk dirakit
3.  Lembar rute : Mendata operasi yang dibutuhkan.
4.  Perintah kerja : instruksi untuk membuat sejunlah produk tertentu.
5.  Engineering change notices ( ECN ) : Mengubah suatu aspek definisi produk atau dokumentasi.

Penerapan Pohon Keputusan pada Desain Produk
Pohon keputusan dapat digunakan untuk membuat keputusan produk baru, juga untuk beragam permasalahan manajemen lainnya. Pohon keputusan sangat bermanfaat terutama saat terdapat serentetan keputusan dan hasil yang juga beragam yang mengakibatkan keputuan selanjutnya yang diikuti hasil yang lain. Untuk membentuk sebuah pohon keputusan, digunakan prosedur berikut :
1.  Pastikan bahwa semua alternatif  yang mungkin sudah dimasukan ke dalam pohon. Termasuk alternatif untuk “tidak melakukan apa-apa”.
2.  Pengembalian hasil (payoff) dimasukan pada akhir setiap cabang yang bersesuaian. Ini merupakan tempat untuk menghitung pengembalian hasil dengan mencapai cabang ini.
3.  Tujuannya adalah untuk menetapkan nilai yang diharapkan dari setiap tindakan yang ada. Hal ini dicapai dengan memulainya pada akhir pohon ( sebelah kanan ) dan bekerja menuju awal pohon (sebelah kiri), menghitung nilai pada setiap langkah dan “memotong” alternatif yang tidak sebaik aternaif lainnya dari titik yang sama.

Transisi  Menuju  Produksi
Akhirnya suatu produk baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih, dideain, dan ditetapkan. Produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi definisi yang fungsional, dan kemudian mungkn menjadi sebuah desain. Sekarang, manajemen harus memutuskan untuk mengembangkan lebih lanjut dan memproduksi atau menghentikan ide produk. Satu dari seni manajemen modern adalah menegetahui kapan memindahkan sebuah produk dari tahap pengembangan ke tahap produksi  (transition to production). Saat keputusan dibuat, biasanya membutuhkan satu proses produksi untuk memastikan desain benar – benar dapat diproduksi. Percobaan ini juga memberikan staf produksi kemungkinan untuk mengembangkan peralatan yang sesuai, prosedur pengedalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa produk dapat dimulai dengan sukses.
Beberapa perusahaan menggunakan manajer proyek (1) atau menggunakan tim pengembangan produk (2) untuk memastikan transisi dari pengembangan ke produk berjalan dengan sukses. Kedua pendekatan ini memungkinkan rentang yang luas perlunya sumber daya dan potensi yang sukses untuk memastikan produk yang memuaskan dari sebuah produk yang masih dalam kondisi berfluktuasi. Pendekatan ketiga adalah perpaduan pengembangan produk dan organisasi manufaktur. Tugas manajer operasi adalah membuat perpindahan dari litbang ke produksi tanpa gejolak sehalus mungkin.

Tips Peluncuran Produk Baru
Peluncuran produk baru merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi para profesional: Public Relations. Alasan utama untuk ini adalah bahwa pekerjaan ini mempunyai tantangan yang menarik. Selain itu, peluncuran produk baru bisa diaplikasikan berbagai ilmu public relations mulai dari mendesain kegiatan, membuat siaran pers, menentukan undangan, riset produk, sampai pada acara jumpa pers itu sendiri. Akan halnya kesalahan dalam peluncuran produk baru. Terdapat lima kesalahan klasik seperti berikut :
1.  Jangan merencanakan peluncuran sebelum adanya kepastian bahwa produknya siap diluncurkan.
2.  Buat acara peluncuran agar tidak kaku dan bisa menggunakan jasa Event Promotion untuk mengelolanya.
3.  Jangan mendidik karyawan tentang produk dan kampanye peluncuran sebelum beritanya beredar dipasaran.
4.  Memakai media yang sama yang pernah digunakan.
5.  Lewati rencana krisis.

Perancangan Produk
Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap penting dalam Desain Produk tapi desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.
Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk desain produk muncul dari suatu kebutuhan dan memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan terkadang dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang lebih kompleks seperti asosiasi dan Telesis. Juga digunakan untuk menggambarkan produk yang kompeten secara teknis perancang atau desainer industri adalah istilah Industrial Design Engineer. The Cyclone vacuum cleaner penemu James Dyson misalnya dapat dianggap dalam kategori ini. Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki perasaan yang kuat terutama untuk mengembangkan produk-produk baru daripada yang lain. Dalam dunia modern ini termasuk teknologi terutama perusahaan-perusahaan seperti iRobot, Google atau Nokia. Banyak desainer produk aset strategis kepada perusahaan-perusahaan yang perlu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dalam inovasi.
1.    Perancangan dan Pengembangan Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi dalam suatu perusahaan
2.    Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk  adalah
·         Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
·         Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik     produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface).
·         Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :
1. Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1 : Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. Fase 3 : Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam macam versi produksi awal produk.
6. Fase 5 : Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan
3.    Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya. Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep  adalah :
1.    Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
2.    Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3.    Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut

Proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.    Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.
Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :
a.    Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b.    Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan  (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c.     Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d.    Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e.    Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim pengembang.
2.    Penetapan spesifikasi target
Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 3 langkah :
a.    Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan dari tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b.    Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat kepuasan dari pelanggan produk pesaing..
c.     Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
3.    Penyusunan konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsep konsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
a.    Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
b.    Pencarian eksternal
c.     Pencarian internal
d.    Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
4.    Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan. Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :
a.    Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.
b.    Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria.
5.    Pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.
6.    Penentuan spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja.
7.    Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.
8.    Analisis ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan.
9.    Analisa produk-produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal sampai akhir.
10. Pemodelan dan pembuatan prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan kepada konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.

0 Comments:

Posting Komentar

 

Subiyanto, Nabila. Template by Ipietoon Cute Blog Design